togel

Agong memimpin negara melalui tiga krisis politik

Krisis politik yang melanda negara selama enam hari terkait pembentukan pemerintahan pasca Pemilihan Umum ke-15 (GE15) telah menyoroti peran penting Yang di-Pertuan Agong di negara ini.

Sejak Yang di-Pertuan Agong, Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Syah dinobatkan sebagai yang ke-16 pada 30 Juli 2019, Sri Baginda menghadapi tiga krisis politik, yakni peralihan pemerintahan dari Pakatan Harapan (PH). menjadi Perikatan Nasional (PN) pada 1 Maret 2020, peralihan pemerintahan PN menjadi pemerintahan yang dipimpin oleh Barisan Nasional (BN) pada 21 Agustus 2021, dan yang terbaru adalah krisis pembentukan pemerintahan federal menyusul GE15 akibat digantung Parlemen.

Namun, Yang Mulia berhasil mengarahkan negara melewati tiga krisis politik dalam waktu singkat. Keberhasilan ini dapat dikaitkan dengan beberapa kualitas kepemimpinan dan peran yang dimainkan oleh Tuanku.

Ramah, peduli dan penuh perasaan kepada orang-orang

Diketahui secara luas bahwa Yang Mulia adalah orang yang ramah dan penuh perasaan. Di berbagai platform media, kita bisa melihat Yang Mulia sering bersikap baik dan bersosialisasi dengan orang-orang di saat baik atau buruk.

Kerendahan hati dan semangat orang-orang Sri Baginda terlihat melalui momen-momen seperti ketika Sri Susuhunan memfitnah para bangsawan untuk mampir membeli makanan di warung pinggir jalan, menikmati makanan di restoran mamak, dan juga di KFC bersama Ratu Agong sambil bersilaturahmi. orang-orang Yang Mulia Yang Mulia.

Lebih penting lagi, Yang Mulia juga menunjukkan kepedulian ketika rakyat menghadapi masa-masa sulit. Hal itu terlihat saat Sri Baginda beberapa kali turun dari kendaraan untuk memeriksa korban dan kendaraan yang terlibat kecelakaan.

Selain itu, Baginda juga ramah dan santun kepada berbagai lapisan masyarakat antara lain lansia, pasien, anak-anak dan mereka yang terlibat bencana seperti korban banjir.

Kehangatan dan kepedulian Ratu Agong terhadap rakyat juga dimiliki oleh Ratu, terutama dalam hal-hal yang dekat dengan hati Ratu, yaitu bantuan memasak dan pengobatan bagi pasangan yang sulit memiliki anak.

Dengan demikian, sifat rakyat Al-Sultan Abdullah yang ramah, peduli, dan penuh perasaan mendorong Baginda untuk mengutamakan kepentingan rakyat dengan memimpin dan mempercepat upaya untuk mengakhiri krisis politik sejalan dengan kewenangan yang dialokasikan kepada Baginda dalam Konstitusi.

Neutral, bijaksana dan cermat

Untuk menjalankan kekuasaan Yang di-Pertuan Agong secara adil dan efektif, Yang Mulia tetap netral dan berada di atas politik partai.

Sikap netral ini penting agar legitimasi pemerintah yang ditunjuk tidak dipersoalkan oleh rakyat.

Sikap ini terlihat ketika Al-Sultan Abdullah mengadakan pertemuan dengan pimpinan koalisi partai politik dan pimpinan partai politik serta anggota Dewan Rakyat untuk mengangkat Perdana Menteri menyusul Sheraton Step dan jatuhnya pemerintahan PN. .

Dalam kasus ‘Parlemen Gantung’, Sri Baginda juga melakukan pertemuan dengan pimpinan koalisi PH dan PN serta perwakilan BN dan GPS.

Menurut Yang Mulia, tidak ada koalisi partai yang memiliki mayoritas sederhana pada pertemuan awal Yang Mulia dengan anggota Dewan Rakyat untuk tiga krisis politik.

Situasi ini menunjukkan bahwa Yang Mulia netral dan hanya mendukung koalisi politik yang dia yakini memiliki mayoritas sederhana untuk membentuk pemerintahan.

Kebijaksanaan Sri Baginda dalam krisis politik ini dapat dilihat melalui metode determinasi untuk meraih kepercayaan mayoritas.

Dalam krisis politik di atas, pimpinan koalisi partai politik masing-masing mengumumkan bahwa mereka memiliki mayoritas sederhana melalui perolehan surat pernyataan (SD) dari anggota Dewan Rakyat.

Namun, beberapa SD ini tumpang tindih antara dua kelompok SD yang dikirim ke Yang Mulia. Situasi ini mendorong Sri Baginda mengadakan rapat dengan anggota Dewan Rakyat untuk mengukuhkan SD meskipun cara tersebut pada akhirnya gagal membentuk pemerintahan.

Dalam kasus ‘gantung parlemen’, kebijaksanaan Al-Sultan Abdullah terungkap ketika usul dan nasihat Baginda tentang pembentukan pemerintahan persatuan diterima oleh mayoritas koalisi partai politik sehingga mengakhiri kekisruhan pembentukan pemerintahan baru. pemerintah.

Selain itu, Baginda juga merupakan orang yang berhati-hati dalam mengambil keputusan. Hal ini terlihat melalui tindakan Yang Mulia yang mengadakan negosiasi dengan Raja-Raja Melayu untuk membahas permintaan pemerintah untuk menyatakan Darurat untuk memerangi pandemi Covid-19.

Melalui negosiasi ini, Al-Sultan Abdullah telah memutuskan untuk menolak permohonan proklamasi Darurat pertama oleh pemerintah tetapi mengizinkan permohonan kedua untuk proklamasi Darurat dari 11 Januari hingga 1 Agustus 2021.

Selain itu, negosiasi dengan Penguasa Melayu juga dilakukan dalam kasus ‘Parlemen Gantung’ agar Yang Mulia dapat mengambil keputusan untuk kepentingan dan kesejahteraan negara dan rakyat.

Situasi ini menunjukkan bahwa Yang Mulia berhati-hati dalam pengambilan keputusan, mempertimbangkan berbagai pandangan dan peduli pada konsensus dan keputusan bersama.

Check and balances dan konsiliator nasional

Selain yurisdiksi resmi Sri Susuhunan yang termaktub dalam konstitusi, salah satu peran penting Sri Susuhunan yang kurang ditonjolkan adalah peran check and balance pada lembaga eksekutif (kabinet).

Dalam konteks penanganan pandemi, terjadi konsentrasi kekuasaan yang berlebihan pada institusi Perdana Menteri, Dewan Keamanan Nasional (MKN), Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM), dan Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional (MITI).

Situasi ini mengarah pada pembentukan dan implementasi kebijakan yang berpusat pada pemerintah termasuk implementasi berbagai tahapan Perintah Pengendalian Gerakan (MCO), Ordonansi Darurat, Rencana Pemulihan Nasional (PPN) dan Aksi Kesehatan Masyarakat.

Dalam konteks penutupan Parlemen dan Dewan Perwakilan Rakyat Negara (DUN), partai oposisi tidak dapat memainkan peran check and balances secara efektif, terutama ketika larangan lintas negara bagian dan distrik diberlakukan.

Dalam konteks ini, Yang Mulia muncul sebagai lembaga check and balance yang efektif bagi kabinet ketika Yang Mulia tidak menyetujui saran kabinet untuk membatalkan Peraturan Darurat.

Sebaliknya, Yang Mulia memerintahkan agar pemerintah membuka Parlemen untuk berdebat dan mengungkap Undang-undang Darurat sebelum Darurat berakhir pada 1 Agustus 2021.

Meski Perda Darurat tidak diperdebatkan dan diungkap saat DPR bersidang, ketidakpatuhan pemerintah menjadi pemicu jatuhnya pemerintahan PN.

Dalam krisis ‘Parlemen yang digantung’, Yang Mulia juga memainkan peran penting sebagai ‘Konsiliator Nasional’ ketika Yang Mulia mengusulkan pembentukan pemerintahan persatuan.

Melalui usulan ini, Sri Baginda menginginkan semua partai politik berhenti bertikai dan berdamai serta bersatu membentuk pemerintahan yang stabil, inklusif dan kohesif.

Tanpa rekomendasi Yang Mulia, Barisan Nasional (BN) yang berperan sebagai ‘King Maker’ dalam pembentukan pemerintahan pasca GE15, akan tetap netral dan berfungsi sebagai oposisi.

Tanpa kerjasama BN en bloc, pemerintahan persatuan yang dipimpin Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim tidak akan terbentuk. Tak hanya itu, usulan Yang Mulia juga mengubah sikap Gabungan Parti Sarawak (GPS) dan Gabungan Rakyat Sabah (GRS) dari mendukung Perikatan Nasional (PN) menjadi bergabung dalam pemerintahan persatuan.

Tanpa campur tangan Agong sebagai ‘Pembawa Damai Nasional’, situasi ‘Parlemen Gantung’ akan terus menjerumuskan negara ke dalam krisis politik yang berkepanjangan dan sekaligus mempengaruhi agenda pembangunan nasional yang kritis dan semakin menantang dalam dinamika dan ketidakpastian. konteks ekonomi-politik internasional.

Pada akhirnya, kualitas kepemimpinan dan peran penting Yang Mulia telah berhasil membawa negara keluar dari tiga krisis politik yang melibatkan ketidakstabilan pemerintah dan kesulitan dalam pembentukan pemerintahan.

Sentralitas dan peran Yang di-Pertuan Agong dalam politik nasional perlu diiklankan dan ditonjolkan agar masyarakat dapat memahami dan menghargai konsep Monarki Konstitusional yang penting untuk menjamin stabilitas dan kemakmuran Malaysia. Panjang umur raja!

*Dr Zaharul Abdullah adalah Dosen Program Studi Kebijakan, Fakultas Bisnis, Ekonomi dan Pembangunan Sosial, Universiti Malaysia Terengganu.

Keluaran hk hari ini live pada bagan Info hk diatas senantiasa menjajaki hasil result togel hongkong pools legal. Berartinya hasil Togel Singapore tercepat serta terkini tentu udah sangat kami pahami. Oleh sebab seperti itu, Togelmania bisa melihat bersama dengan cara segera tiap nomer keluaran hongkong hari ini terkini dan juga tercepat cuma melalui bagan Info hk prize yang kami sajikan. Pastinya pangkal data hasil keluaran hk terkini di laman ini bisa dipercayai seluruhnya. Sebab kita selamanya menjajaki tiap https://modern-senior.com/keluaran-hk-data-hk-loteri-di-hong-kong-loteri-hkg-toto-hk/ yang sudah diumumkan bersama dengan cara segera oleh website sah hongkong pools.

Keluaran hk terkini serta tercepat memanglah menjadi salah satu data berarti yang selamanya dicari oleh semua pecinta togel hongkong dimanapun. Alasannya para pemeran pasti selalu lebih mengedepankan nomor hongkong prize terkini dibanding yang lama. Sebab udah nyata, Pemeran ingin https://ogonwatch.org/togel-singapura-data-sgp-keputusan-sgp-output-sgp-sgp-langsung-hari-ini/ hari ini selaku referensi dalam memenangkan https://bukeandgass.com/asil-sgp-sgp-output-sgp-issue-singapore-togel-dina-iki-2022/. Dengan mengenali pemutaran undian hasil result togel hongkong hari ini kenakan live draw hk prize. Pasti pemeran sanggup segera mengenali manakah hasil hk malam ini yang asi serta legal.